GROBOGAN – Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan seluruh kebutuhan makanan dan air bersih korban banjir di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah terpenuhi melalui 43 dapur umum yang didirikan oleh pemerintah setempat.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Sabtu, mengatakan, dapur umum itu dipersiapkan mampu menyediakan makanan bagi lebih dari 600 orang korban banjir yang tersebar di beberapa wilayah dengan porsi cukup tiga kali sehari.

Semua kebutuhan bahan makanan dan minum yang disiapkan di setiap dapur umum itu dipasok oleh Pemerintah Kabupaten Grobogan bersama unsur lembaga/instansi pemerintah dan urunan swasta nasional di daerah setempat.

Data terbaru yang diterima tim Pusdalops BNPB jumlah korban banjir ada sebanyak 667 jiwa, mereka terpaksa dievakuasi ke tempat pengungsian setelah rumah mereka terendam banjir dengan tinggi muka air antara 15 centimeter – 1 meter.

Adapun rincian data pengungsi dan lokasinya meliputi; Balai Desa Getasrejo 136 orang, rumah sekdes Getasrejo 40 orang, Pendopo Setda Grobogan106 orang, gedung kantor PC Nahdlatul Ulama 87 orang, mushalla belakang Polsek Kota Purwodadi 250 orang, masjid Baitul Makmur Kota Purwodadi 35 orang dan halaman Hotel Catra 13 orang.

“Pendistribusian makanan dari dapur umum itu pun terus dilakukan seiring proses evakuasi warga terdampak yang masih berjalan,” ujarnya.
​​​​
Di sisi lain, Abdul memastikan, pemerintah pusat melalui BNPB siap mendukung semua yang dibutuhkan pemerintah daerah sehingga upaya penanggulangan banjir berlangsung cepat dan tepat dan meringankan beban masyarakat.

Terlebih, lanjutnya, banjir yang melanda Grobogan kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa di awal bulan Februari lalu. Dibuktikan dengan ketinggian muka air juga lebih tinggi hingga 1 meter, dampak kerusakan dan bertahan dalam durasi yang cukup lama.

Meluasnya banjir yang melanda kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah itu ditengarai karena wilayah hulu Sungai Lusi terus mengirimkan debit air ditambah cuaca juga masih sering turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Abdul menyebutkan, pantauan elevasi DAS Sungai Lusi dari Pos Menduran berada pada level Awas atau di angka 10,37 meter. Kondisi ini belum berubah dari pantauan pada hari sebelumnya.

Banjir pun telah merendam sebanyak 6.746 rumah warga, satu rumah di antaranya mengalami rusak berat dan delapan lainnya rusak ringan. Selanjutnya ada 65 fasilitas pendidikan terdampak, empat tanggul sungai jebol.

Selain melumpuhkan arus lalu lintas antarkota, banjir juga merendam lahan pertanian seluas 5.352,5 hektare dan sebagian padi terancam gagal panen.

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Suryadi, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kompol Joko Lelono, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono