Pekalongan – Sebanyak enam korban akibat lemparan batu dalam kericuhan pengambilan nomor urut Cabup-Cawabup Pekalongan, Sabtu sore mendatangi Mapolres Pekalongan. Tujuannya untuk melaporkan atas apa yang dialaminya sebagai korban dari perang batu di depan KPU Kabupaten Pekalongan tersebut.
Mereka diketahui merupakan simpatisan dari pasangan calon (paslon) 01, Fadia Arafiq-Sukirman.

Dengan dikawal oleh sejumlah ormas dan tokoh politik serta tim hukumnya, enam korban mendatangi Mapolres Pekalongan untuk melaporkan sebagai korban lemparan batu dari kericuhan yang terjadi pada pada Senin sore (23/9).

Rudi, salah satu korban warga Kajen kepada detikJateng saat ditemui di Mapolres Pekalongan, Sabtu sore (28/9/2024), menjelaskan saat kejadian dirinya persis di sebelah kanan mobil yang dikendarai oleh paslon Fadia-Sukirman.

“Saya pas posisi di sebelah kanan mobil yang digunakan Bu Fadia dan Pak Kirman. Kondisi saat itu semrawut tidak karuan. Saya terkena dua batu. Kena bagian mata dan bibir,” kata Rudi.

Rudi mengaku paling parah batu mengenainya di bagian bibir. Menyebabkan bibirnya sobek dan harus menjalani dua jahitan di bagian atas.

“Kalau di bagian sini (mata), tidak keras kenanya. Tapi di bagian bibir atas sangat keras, malah berdarah. Ya, dijahit dua sih,” ucapnya.

Ia sendiri tidak memperkirakan terjadinya kericuhan tersebut. “Tidak terpikirkan akan sericuh itu, semuanya semrawut,” ungkapnya.

Dengan didampingi ormas, tim hukum, dan politisi dari Golkar, dirinya melaporkan peristiwa tersebut.

Dimintai konfirmasi terpisah, Sekretaris DPD Golkar Pekalongan Ruben R Prabu Faza menyayangkan peristiwa tersebut bisa terjadi. Pihaknya hari ini datang ke polres untuk memberikan dukungan pada para korban supaya melaporkan ke polisi.

“Kami bersama kawan-kawan ormas datang ke polres untuk mendampingi kawan-kawan kita yang terkena lemparan batu. Ada 6 orang,” katanya.

Ruben mengungkapkan para korban menderita luka akibat ‘perang’ batu di sejumlah bagian. Ada yang di bagian belakang kepala, di kepala, mata, bubut hingga punggung. Bahkan, dirinya sendiri juga ikut terkena lemparan batu.

“Ya harapan kita teman-teman yang menjadi korban ini ada keadilan,” ungkapnya.

Ia mengaku menyayangkan adanya perang batu saat Senin (23/9) tersebut. Menurutnya, akan menjadi pelajaran yang berarti bagi semuanya, termasuk petugas penyelenggara dan petugas keamanan.

“Ya kita berharap, kejadian kemarin menjadi pelajaran bersama. Kita berharap juga tidak terjadi lagi untuk pilkada yang bisa berjalan damai dan tenteram,” ungkapnya.

Pihaknya juga telah beberapa kali melakukan koordinasi tingkat bawah untuk tidak mengutamakan emosi.

“Kita selalu lakukan koordinasi untuk bisa mengerem apapun yang berbau kekerasan, karena kita tidak ingin demokrasi berjalan dikotori tindakan premanisme. Semoga Pilkada berjalan damai sesuai harapan kita,” kata Ruben yang juga Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan.

Sementara itu, Kapolres Pekalongan AKBP Doni Prakoso membenarkan telah menerima aduan dari korban pelemparan batu. “Iya, kami telah menerima aduan dari warga terkait korban pelemparan batu. Saat ini masih dalam penanganan Sat Reskrim Polres Pekalongan,” ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, simpatisan dari Paslon 02, Riswadi-Muhammad Amin, juga melaporkan adanya aksi pelemparan batu yang berujung enam jahitan di kepala, Jumat Sore (26/9). Bahkan, tim hukum juga melaporkan politisi Golkar sebagai salah satu orang yang tertangkap kamera melempar batu.

Sumber : detik.com