SURAKARTA – Menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) 2024, Habib Novel Alaydrus, pengasuh Pondok Pesantren Ar Raudhoh di Surakarta, mengajak masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, untuk menghadapi ajang demokrasi ini dengan penuh kedewasaan dan bijaksana. Dalam pernyataan yang disampaikan pada 17 Oktober 2024, Habib Novel menegaskan pentingnya menjadikan Pemilukada sebagai sarana memperkuat silaturahmi, bukan sebagai alat untuk memecah belah masyarakat.

Habib Novel menilai bahwa Pemilukada bukan hanya soal memilih pemimpin yang terbaik untuk daerah, tetapi juga merupakan ujian bagi bangsa Indonesia dalam mempertahankan nilai-nilai luhur persatuan dan kesatuan. Beliau menekankan bahwa keberhasilan bangsa tidak hanya ditentukan oleh siapa yang terpilih sebagai pemimpin, tetapi juga oleh kemampuan masyarakat untuk menjaga kebersamaan dalam situasi yang sarat perbedaan pilihan politik.

“Pemilukada ini adalah kesempatan kita untuk menunjukkan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa lebih penting daripada kepentingan politik sesaat. Jangan biarkan ambisi kekuasaan dan nafsu duniawi memadamkan nurani kita,” ujar Habib Novel dengan tegas.

Beliau juga menyerukan kepada para kandidat, pendukung, dan masyarakat umum agar menahan diri dari segala bentuk provokasi yang dapat mengganggu kedamaian. Habib Novel secara khusus menyoroti fenomena hoaks dan ujaran kebencian yang sering kali mencuat saat masa kampanye. “Fitnah dan hoaks hanya akan merusak sendi-sendi persaudaraan yang telah lama kita bangun. Marilah kita menjaga akhlakul karimah, adab yang baik, dalam setiap langkah yang kita ambil,” tambahnya.

Habib Novel menekankan pentingnya menjaga sikap terbuka dan lapang dada dalam menerima hasil Pemilukada, apa pun hasilnya. “Siapa pun yang terpilih adalah amanah dari Allah SWT yang harus kita hormati dan terima dengan ikhlas. Yang terpenting adalah bagaimana kita semua, sebagai warga negara dan umat beragama, dapat saling mendukung untuk mencapai cita-cita bersama, yaitu mewujudkan bangsa yang makmur, adil, dan berkeadaban,” tuturnya dengan penuh harap.

Pesan kebangsaan ini tidak hanya ditujukan kepada umat Islam, tetapi juga kepada seluruh elemen masyarakat. Habib Novel berharap agar semua pihak, tanpa memandang suku, agama, maupun latar belakang politik, dapat menjaga kerukunan dan kedamaian selama berlangsungnya Pemilukada.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, Habib Novel juga mengingatkan masyarakat untuk bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, terutama di media sosial. Ia mengajak masyarakat untuk selalu memverifikasi setiap informasi yang diterima dan tidak mudah terprovokasi oleh berita yang belum jelas kebenarannya. “Kita harus menjadi masyarakat yang cerdas dalam menerima informasi, jangan sampai termakan oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawab,” jelasnya.

Mengakhiri pesannya, Habib Novel mendoakan agar Pemilukada 2024 berjalan dengan lancar dan damai, serta dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berintegritas dan mampu membawa bangsa ini menuju kemakmuran. “Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, memudahkan langkah kita dalam memilih pemimpin yang terbaik, serta menghindarkan kita dari segala keburukan dan fitnah,” tutupnya.

Seruan Habib Novel ini menjadi pengingat penting akan nilai-nilai kebangsaan yang harus terus dijaga di tengah dinamika politik yang kerap memanas. Dengan pendekatan yang penuh hikmah dan kedamaian, beliau berharap Pemilukada 2024 dapat menjadi titik balik bagi bangsa Indonesia dalam memperkuat persatuan dan kerukunan nasional.(*)