Demak – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mengimbau pengendara yang akan melintasi pantura Sayung-Demak di momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) agar melihat prakiraan pasang surut air laut dari BMKG. Hal ini agar perjalanan tidak terganggu datangnya banjir rob di jalur tersebut.
Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengatakan sebanyak 9 juta orang akan memasuki wilayah Jawa Tengah jelang libur Natal dan Tahun Baru tahun ini. Ia menyebut pengendara diimbau untuk memeriksa cuaca ekstrem.
“Kita ini sebentar lagi, informasi hasil rapat koordinasi kaitan liburan Natal dan tahun baru ini bahwa akan ada pergerakan manusia 9 juta manusia yang akan melintas. Yang perlu kita informasikan adalah daerah-daerah rawan bencananya,” kata Bergas saat meninjau Tanggul Sungai Wulan di Dukuh Norowito, Karanganyar, Demak, Kamis (19/12/2024).
“Bukan berarti apa, yang namanya Nataru pasti tidak terlepas dari liburan masyarakat. Maka harapan kami kepada masyarakat apabila harus berlibur tentunya harus sambil melihat cuaca, kalau memang cuaca sekiranya kurang mendukung untuk berlibur lebih baik sementara waktu ditahan untuk istirahat di rumah dulu lah,” imbuhnya.
Ia mengatakan wilayah Pantura Sayung masih terdampak banjir rob. Oleh karenanya pengendara diimbau untuk melihat informasi pasang surut dadi BMKG.
“Kita kan tahu ya daerah Demak ini kan menjadi daerah lintasan, tentunya yang menjadi terkendala itu adalah daerah Sayung. Itu masih terdampak rob di sana. Tentunya bisa mencari informasi dari BMKG di mana pasang surut. Tentunya kalau surut jalur itu tidak terhambat, tapi kalau pasang tentunya akan terhambat,” terangnya.
“Bukan berarti macet sama sekali ya tapi terhambat, nah itu yang harus dicermati oleh para pemudik tentunya,” imbuhnya.
Selain itu, ia juga mengimbau kepada pengelola objek wisata untuk mempersiapkan sarana prasarana menghadapi cuaca ekstrem pada libur Nataru ini. Termasuk juga menambah sumberdaya yang ada.
“Dan tentunya pada pengelola objek wisata bisa menambahkan sarana prasarana informasi yang kaitan apabila terjadi rawan terkait cuaca. Artinya memperhatikan perubahan iklim yang terjadi perubahan cuaca yang terjadi di wilayah obyek wisata di daerah tersebut, dan memperbanyak sumber daya manusia sarana prasarana pendukung untuk upaya-upaya mitigasi dampak yang terjadi akibat cuaca ekstrem tersebut,” tutupnya.
Sumber : detik.com
Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo