Papua- Seorang Pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata di Wilyah Nduga, Papua Tengah menyampaikan sebuah sikap kekwatirannya kepada generasi Papua yang sedang mengikuti seleksi Anggota TNI-Polri.

Ia menggiring sebuah narasi atau perkataan yang membolak-balik fakta di lapangan melalui Media Sosialnya (Facebook) bahwa Pemerintah Kolonial Indonesia menggunakan Orang Asli Papua sebagai tameng untuk bertempur melawan mereka.

“Anak-anak Papua stop masuk jadi anggota TNI/Polri. Ko tau sejarah bangsa Papua. Ujung-ujungnya dong kirim kam dluan untuk hadapi kami,” tulisnya di Akun Facebook.

Sebelumnya, diketahui sosok Egianus pernah mendaftar menjadi anggota TNI dan sempat lolos menjadi anggota TNI. Namun, sayangnya ia dikeluarkan karena tidak mengikuti peraturan.

Itu karena mental Egianus yang ciut dan takut di didik. Selain itu juga, ia menutup mata tentang sejarah Papua yang sebenarnya.

Kalau Anak Papua ingin menjadi anggota TNI-Polri karena mereka mempunyai tujuan untuk mengabdi kepada Negara Indonesia. Mereka menjunjung tinggi nilai Pancasila dan mengetahui tentang yang baik dan buruk.

Berbeda dengan Egianus yang dalam isi otaknya hanya mau melawan, memberontak, membunuh.

Tugas Kepolisian di Papua bukan untuk membunuh Egianus dan kawan-kawannya, melainkan untuk melayani Masyarakat dan bisa membantu meringankan beban Orang tua mereka.

Kalau Egianus anggap Anak-anak Papua yang nanti akan jadi anggota TNI-Polri adalah Keluarga seharusnya tidak perlu takut.

“Tidak mungkin mereka tembak ko. Kalau ko tidak tembak mereka?,” mari bersatu bangun Papua. Stop ko dan teman-temanmu bunuh Anak Asli Papua.