SEMARANG – Tragedi miras oplosan yang membawa maut baru saja terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Peristiwa ini menyebabkan empat orang meninggal dunia, sementara enam orang lainnya harus menjalani perawatan.

Seorang korban selamat dalam peristiwa miras oplosan, Guntur Bagus, 22, warga Kerapu, mengaku pesta miras oplosan itu digelar di daerah Darat Tempel, Dadapsari, Semarang Utara, Kamis (4/1/2024). Ia mengaku bersama sembilan temannya mengikuti pesta miras oplosan berupa etanol yang mengandung kadar alkohol 70 persen dicampur air mineral dan sirop itu atas ajakan Dodik, 23, warg Dadapsari.

Kala itu, Dodik meminta teman-temannyaa mencoba miras racikannya. Dodik mengaku berniat menjual miras hasil racikan tersebut.

“Oplosannya etanol, tidak ada potas kemudian dicampur sirop dan Marimas [merek minuman serbuk instan] dan obat. Saya belum pernah minum yang ada etanol dan baru kemarin. Itu racikan Dodik, bilangnya alkohol dicampur sirop. Dodik mau buka usaha miras, kita disuruh tester [mencoba],” ujarnya saat dijumpai awak media, Senin (8/1/2024).

Setelah menenggak miras oplosan itu, Guntur mengaku seketika tubuhnya menjadi lemas dan suhu badannya menjadi tinggi atau panas. Ia juga sempat meminum pil koplo 10 butir.

“Rasanya panas dan efeknya lemas, tidak mual. Saya sendiri mengalami lemas, tapi pandangan enggak kabur. Kemudian, saya makan pil distro 10 butur. Semuanya juga minum [pil koplo], tapi porsinya berbeda-beda,” akunya.

Sementara itu, Ketua RT setempat, Slamet Tejo, mengaku anak-anak muda di wilayah ini memang kerap menggelar pesta miras. Biasanya mereka minum ketika tanggal merah atau hari libur.

“Sangat prihatin, memang pemuda di sini sukar dikendalikan. Tidak tentu tapi biasanya malam Minggu, tanggal merah biasanya kumpul. Terus ada yang ngajakin [minum],” tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, ada empat orang pemuda yang meninggal dunia akibat pesta miras oplosan di Semarang Utara itu. Keempat korban itu yakni Arya, 22, warga Kampung Manis, Kelurahan Dadapsari; Andika, 21, warga Kampung Perbalan, Purwosari; Depi, 21, warga Kaligawe, Genuk; dan Hendi, 22, warga Pasar Bulu.

Selain empat orang yang meninggal dunia, enam orang lainnya juga mengalami sakit. Bahkan dari enam orang itu, empat di antaranya hingga kini masih menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara Semarang.

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Jawa Tengah, Jateng