MALANG – Pasangan Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin memenangkan Pilwali Kota Malang 2024.
Pasangan yang memiliki akronim WALI ini mengalahkan pasangan Abah Anton-Dimyati Ayatulloh dan Heri Cahyono (HC)-Ganis Rumpoko.
Keunggulan pasangan yang diusung koalisi jumbo itu tidak terlepas dari visi, misi dan program kerja yang telah disampaikan sepanjang masa kampanye.
Selain itu, pasangan ini juga menyampaikannya dalam debat terbuka tiga kali yang diselenggarakan oleh KPU Kota Malang menjelang coblosan 27 November 2024.
Salah satu program kerja yang disampaikan Wahyu Hidayat kalah itu adalah Rp 50 juta untuk setiap RT per tahun serta menggelar 1.000 event dengan memberdayakan warga Kota Malang.
Untuk menggali lebih jauh mengenai program tersebut, Pimpinan Redaksi Tribun Jatim Network, Tri Mulyono melakukan wawancara eksklusif dengan Wali Kota Malang terpilih, Wahyu Hidayat di NKKafe, Rabu (11/12/2024).
Berikut isi wawancaranya: .
Sejak kapan Anda meyakini bahwa akan unggul di Pilwali Kota Malang 2024?
Awal mulai saya menjadi Pj Wali Kota Malang kemarin, sampai saya mengambil keputusan melalui istikharah untuk mundur dari sekreatris daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Malang, Pj Wali Kota Malang, dan mundur dari ASN.
Keinginan masyarakat Kota Malang sangat gencar. Keinginan dari masyarakat Kota Malang sangat besar, terutama dari 14 partai politik.
Mereka ingin, selama saya menjabat 10 bulan 17 hari kemarin dilanjutkan karena banyak (program) yang dirasakan. Baik permasalahan saya selesaikan dan penghargaan yang saya terima.
Saya meyakini. Okelah, saya siap ikut (Pilwali) sebagai warga Kota Malang asli. Didorong semua kalangan, saya siap dengan risiko apapun, tapi saya optimistis karena dapat dukungan dari masyarakat yang ingin adanya keberlanjutan yang saya lakukan karena keterbatasan masa jabatan sebagai Pj Wali Kota.
Mereka ingin saya menyelesaikan program tersebut.
Kan mundur dari Sekda, dari ASN, apa yang membuat Anda tetap ingin maju di Pilwali?
Saya istikharah. Mundur saya (dari Pj Wali Kota Malang) itu terakhir. Saat terakhir yang oleh surat Kemendagri harus mundur 40 hari sebelumnya.
Besok itu terakhir, hari ini saya mundur. Alhamdulillah istikharah saya, saya merasa bahwa lanjut. Bismillah.
Menjadi Pj Wali Kota Malang sekian bulan, seberapa efektif menjadi triger kemudian warga Kota Malang memilih Anda?
Banyak program-program saya yang saya buat program ini, sebetulnya bukan menyiapkan saya untuk melanjutkan. Tidak. Saya mulai awal, melihat bahwa selama ini ada disparitas, kesenjangan antara pemerintah dengan masyarakat.
Saya masuk (jadi Pj Wali Kota). Saya ada program Ngombe. Saya duduk dengan masyarakat, responsnya sangat baik.
Bahkan sampai saya kampanye kemarin, masih ada yang bertanya kapan program itu ada lagi. ‘Pak, kapan ini Ngombe-nya dilanjutkan. Nah, selama ini berarti terjadi kesenjangan.
Pemerintah Kota Malang sudah berbuat, masyarakat ingin program yang segera direalisasikan. Namun, selama ini tidak ada alat untuk bisa memberikan satu kesenimbungan antara masyarakat dan pemerintah.
Dari situ saya merasa bahwa respons masyarakat sangat baik. Ada program Kamis Mbois. Nah, itu saya wajibkan seluruh ASN dan non-ASN menggunakan produk asli UMKM Kota Malang.
Akhirnya bergeliat. DIikuti oleh mitra-mitra Pemkot. Dari situ saya merasakan ada yang berubah. Masyarakat semangat bertemu kami. Ada sesuatu disampaikan.
Melalui Ngombe itu semua program bisa diselesaikan. Kalau ada yang tidak selesai, kita turun untuk menyelesaikan. Masyarakat butuh hal-hal yang tidak ada sekat, tidak ada kesan formal.
Ada lagi STMJ yaitu Senam Tahes Mbois Jumat. Nah itu mereka senang. Kita senam sama-sama. Akhirnya setelah senam sama-sama, kita Ngombe.
Jadinya Ngombe STMJ. Ada beberapa lagi program yang dirasakan.
Program ini dilanjutkan saat jadi wali kota nanti?
Pada saat saya kampanye turun ke masyarakat, mereka inginkan itu. Jadi memang ada keinginan dan merasa pemerintah hadir di tengah masyarakat.
Salah satu program kampanye Anda, yakni dana Rp 50 juta per RT. Ada 4.000 sekian RT di Kota Malang dan alokasi dana tidak kecil, Rp 200 miliar. Apakah ini tidak mengganggu anggaran ke sektor lain?
Tidak. Saya yakin tidak. Juga saya tidak membebankan untuk tidak menambah PAD (pendapatan Asli Daerah).
Jadi, di OPD (organisasi perangkat daerah), saya kan Sekda kurang lebih 4 tahun dan sebagai Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah. Jadi banyak program-program dan kegiatan di OPD yang saya ketahui.
Mereka berbasis kewilayahan. Ada yang berbasis di kelurahan A, di RT ini, RW ini. Di setiap OPD ada. Dan itu tidak hanya kegiatan pembangunan, kegiatan rutin juga ada.
Ini kita geser, bukan ke RT gesernya, tapi ke kelurahan. Jadi semua anggaran yang berbasis ke wilayah ada di kelurahan. Kelurahan inilah sebagai pengguna anggarannya.
Di situ RT, saya wajibkan mengusulkan kegiatannya dulu. Tetapi harus ada dialog dengan masyarakatnya. Dan difasilitasi Ketua RW.
Setelah ada usulan, Ketua RW ini yang akan mengatur agar tidak tumpang tindih. RT 1, misalkan bangun saluran drainase, tetapi RT 2 tidak ingin dan RT tiga menginginkan pembangunan drainse.
Nah di sinilah Ketua RW mengatur. Kan tidak mungkin bangunan drainasenya tidak terhubung. Nah itu disinkronkan.
Tapi untuk penggunaannya, apakah hanya infrastruktur atau juga bisa untuk sektor-sektor produktif?
Jadi fisik dan non-fisik. Produktif juga termasuk yang non-fisik. Itu semua kita kembalikan kepada masyarakat untuk mereka atur, apa enaknya.
Apapun anggarannya. Misalkan nanti dibuat untuk PKK atau Posyandu. Nanti Pak RW akan melihat secara tentuan, kemudian nanti sudah oke, nanti ada pendampingan juga supaya terarah.
Nah nanti baru diajukan ke kelurahan, baru dicairkan. Untuk pemahaman ini, di tahun pertama memang saya akan memberikan bimtek (bimbingan teknis) terlebih dahulu kepada Ketua RT dan Ketua RW.
Bikin programnya, modalnya seperti apa, modelnya besarannya juga seperti apa, harga satuannya pada saat kita mengajukan, itu berdasarkan apa, program-program prioritas bagaimana. Kita bisa mengatur program prioritas tersebut.
Nah, nanti kita serahkan kepada Ketua RT untuk rembug. Dan tentu juga akan ada pengawasan dalam melaksanakan program-program sebegitu.
Saya yakin mereka bersambut karena kita tidak menghapus Muserembang. Muserembang kita buat yang lintas. Jadi mungkin ada lintas RT, lintas RW, atau lintas kelurahan. Nah, itu melalui Muserembang.
Nah di sini mereka menyambut karena ada kegiatannya mungkin skalanya RT melalui Muserembang sampai ada yang lima tahun, tujuh tahun, nggak turun-turun. Jadi mereka sambatannya Pak RT dan Ibu Ketua RT, itu selama ini ada, mereka kan sebagai intansi pelayanan pementah yang paling dekat dengan masyarakat.
Ada kelurahan masyarakat. Pak RT ini yang paling dilabrak lebih dahulu. Kadang-kadanglah Pak RT sudah kita beri intensif tapi kadang-kadanglah ikut karena banyak keinginan masyarakat. Sampai uang pribadinya sendiri ikut di situ.
Nah, inilah dengan dana pembangunan ini mudah-mudahan bisa memberikan semangat dan kepada Pak RT dan bu RT dan warga juga merasa dilibatkan untuk mengatur ataupun pembangunan-pembangunan yang ada di RT tersebut.
Jadi intinya ini justru akan menggerakkan ekonomi di wilayah itu? Dana Rp 50 juta, tapi multi effeck-nya kemana-mana, ya?
Betul. Mereka merasa dilibatkan, kalau sudah dilibatkan mereka merasa bahwa akan menjaga juga. Mereka akan lebih-lebih menjaga.
Anda maju salah satu di antaranya dicalonkan oleh Gerindra dan PSI ya. Barangkali para petinggi Gerindra, PSI sudah menitipkan pesan atau harapan ke Anda atau bahkan Pak Presiden Prabowo sendiri? Bisa diceritakan?
Iya, kebetulan memang wakil saya dari PSI dan saya juga kader Gerindra. Alhamdulillah saat ini untuk periode kabinet yang saat ini memang kita tegak lurus kebetulan dengan program-program dari Bapak Presiden.
Alhamdulillah apa-apa yang disampaikan pun sudah banyak kita lakukan dan kita tuangkan semua program-program dari Pak Prabowo. Kita masukkan dalam program-program kita di Kota Malang.
Jadi sebagai bagian dari Bapak Presiden untuk bisa menyampaikan berapa program-program yang dulu telah disampaikan pada saat kampanye beliau dan ini kita tidak lanjutin. Dan terkait dengan pesan-pesan, memang kami belum bertemu langsung, tapi melalui Pak Sekjen.
Menyampaikan bahwa semua program-program terutama di Kota Malang. Beliau tidak menyampaikan apa saja, tapi yang jelas program dari Pak Prabowo sudah kita lakukan.
Untuk program-program prioritas lain yang di Kota Malang beliau memfasilitasi karena beliau menyampaikan bahwa program-program unggulan yang ada di Kota Malang silakan mana yang akan dibantu oleh pusat melalui APBN maupun dari Kementerian-Kementerian.
Beliau menyampaikan langsung pada saat kita temu kader Gerindra dan juga Mas Ali wakil saya juga ikut dan dari PSI dan pertanyaannya jelas. Semua program-program prioritas silahkan anjurkan kepada Kementerian dan kami karena memang kader Gerindra akan segera memprioritaskan semua program-program untuk Kota Malang.
Dan alhamdulillah dengan perhatian ini menjadi keuntungan bagi masyarakat Kota Malang. Karena ini sudah jelas dan mudah-mudahan prioritas dan perhatian dari pusat terkait dengan program-program yang memang banyak di Kota Malang yang harus disentuh oleh pusat.
Terkait program pemerintah itu yang paling menonjol adalah makan bergizi gratis itu ya. Kira-kira nanti apa yang akan dilakukan untuk menyukseskan program itu?
Koordinasi kami di 2025 ini dengan melalui anggota DPRD yang mendukung kami. Karena kami kan belum masuk di pemerintahan, tetapi dengan 24 anggota DPRD yang mendukung kami dari 14 partai koalisi tersebut, menyampaikan dari program ini sudah masuk.
Misalnya, kalau tidak salah masuk di Dinas Pendidikan dan dari situ sudah ada program untuk makan gratis.
Itu saya kira itu juga akan jadi peluang Kota Malang maupun daerah sekitar Malang Raya yang memang concern di ketahanan pangan ya. Jadi di sini juga ada susu, ada sayur, ada buah itu juga akan multiplayer effect-nya ke Malang Raya juga?
Program makan bergizi itu juga untuk kita koordinasikan, karena memang di Kota Malang ini untuk ketahanan pangan kan memang terbatas. Tetapi karena Malang Raya ini kita ada kerjasama antar daerah atau KAD, kita ada koordinasi bagaimana untuk peningkatan gizi yang susu untuk di Kota Malang.
Kemudian untuk ketahanan pangannya juga kita koordinasi juga dengan Kabupaten Malang, karena pada saat KAD tersebut kita memang sudah ada kerjasama untuk bisa memasok dengan ketahanan pangan dan lain lain.
Untuk konektivitas Malang Raya, saya kira ini juga salah satu konsen pemerintah provinsi dan pemerintah pusat ya, bagaimana mensinergikan wilayah Malang Raya ada Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Malang. Kira-kira sektor apa saja yang punya potensi untuk bisa segera disinergikan?
Nah kami malah dan itu didukung juga oleh Kabupaten Malang dan Kota Batu. Konsepnya memang ada beberapa sektor yang tidak bisa dibatasi secara administrasi dan kita sepakat, bahwa ini kita akan saling bersinergi terutama sektor-sektor yang tidak bisa dibatasi administrasi.
Salah satunya seperti kita mengatasi banjir. Itu kan kita gak mungkin banjir, sampah, kemacetan pun termasuk juga infrastruktur jalan dan air (diselesaikan sendiri).
Kita kan masih sangat tergantung juga dengan yang ada di Kabupaten Malang yang ada di Kota Batu.
Nah kita udah duduk bersama termasuk para wisata kan gak bisa dibatasi administrasi. Nah itu kita selalu bersinergi.
Oke nanti mungkin hotelnya di Kota Malang, tapi wisata alamnya ada di Kota Batu. Misalnya pergunungan, wisata alam yang laut, pantai ada di Kabupaten Malang.
Nah itu kita bersinergi dan tentu ada beberapa event, apalagi kami di program unggulan kami dari WALI ini ada seribu event.
Nah seribu event ini akan berdampak efeknya, tidak hanya dirasakan di Kota Malang, tapi juga Kabupaten Malang dan Kota Batu karena event-eventnya oke itu.
Event-event ini tidak hanya hiburan, tetapi kan juga ada sport tourism. Ada EO kemarin sudah pada kami fasilitasi karena sekarang kecenderungan untuk wedding.
Kemudian juga untuk event-event yang lain sudah kecenderungan di Malang Raya karena ada paket lengkap katanya. Jadi (mereka) datang ke Malang mungkin tidak hanya datang kepada saat mendatangi pernikahan atau hiburan, tetapi ada lain-lain.
Jadi tidak rugi datang, oh iya kita bisa menikmati olahraganya, kita bisa menikmati kulinernya, kita bisa menikmati kita bisa menikmati wisatanya baik di Kota Malang maupun Kota Batu.
Termasuk MICE juga, jadi nanti pada saat meeting dan lain-lain, Kota Malang juga akan berdampak. Mereka oke datang ke Kota Malang untuk kedinasannya, untuk rapat dan lain-lain, ataupun pernikahan, tetapi nanti setelah itu mereka bisa datang ke tempat lain-lain atau wisata lain, ke Kota Batu atau ke Kabupaten Malang atau ke pantai. Nah itu salah satu sinergi Malang Raya.
Kemarin di helatan Pilkada ini kan cukup sengit nih, di Malang ya, dan saya kira dua pasangan calon yang berkompetisi ini perlu dirangkul. Upaya apa untuk merangkul kedua pasangan calon?
Kita hanya tidak merangkul pasangan saya saja, tetapi karena koalisi kita adalah partai gemuk 14 partai, tentu awal-awal kami sebelum berkoalisi. Kita sudah ada kesepakatan-kesepakatan sama dengan posisi saya sebagai wali kota dan Mas Ali sebagai wakil wali kota berdasarkan ketentuannya juga ada.
Bagaimana tanggung jawab wali kota, bagaimana tanggung jawab wakil wali kota. Tetapi dalam hal ini kami selalu berkolaborasi.
Kami selalu berdiskusi selalu berkoordinasi. Kira-kira apa yang menjadi solusi. Tidak melihat saya sebagai wali kota, Mas Ali sebagai wakil wali kota.
Kita bersama menyesuaikan ini termasuk juga dengan partai-partai yang ada untuk mendukung satu keputusan. Kita selalu berkoordinasi dan berdiskusi.
Sama nanti pada saat kita menjalankan ini tentu partai-partai ini sebagai partai pendukung tetap seharusnya kita libatkan terus untuk bisa menyelesaikan permasalahan kota.
Saya yakin dengan dukungan tersebut, insyaallah permasalahan Kota Malang, apabila kita lakukan dengan melipatkan semua stakeholder, baik itu nanti partai pendukung dan juga masyarakat juga yang lain, kita akan libatkan. Karena pada saat saya nanti sudah menjadi wali kota, kan milik semua. Makanya itu harus kita libatkan semua.
Termasuk dengan pasangan calon wali kota kompetitor Anda?
Ya ini nanti juga akan dirangkul juga oh iya. Jadi pada saat kemarin kita real count, hari pertama kita mendapatkan angka. Saya sampaikan, kami tetap akan berkolaborasi dengan baik.
Malah kita minta masukan-masukan berdiskusi tetap kita lakukan. Tentu ada program-program yang baik dari mereka. Kenapa tidak apabila nanti kita kolaborasi bersama untuk bisa kita realisasikan.
12- Banyak dukungan mengalir ke Anda karena salah satunya dianggap bersih dari korupsi, tidak terlibat kasus. Tapi kita tahu banyak kepala daerah yang kemudian terjerat kasus ini, bagaimana cara Anda agar jangan sampai terjerat di kasus yang sama?
Jadi kami membuat satu pernyataan, persepakatan, terutama kepada semua stakeholder yang ada untuk menyepakati. Yang menjadi pedoman utama adalah aturan.
Aturannya harus kita junjung betul, karena saya yakin selama tidak menyalahi aturan tentu tidak akan ada permasalahan-permasalahan. Dari itu kemudian kita menyatukan visi-misi dan berkomitmen, karena kan tidak mungkin saya akan mengawasi langsung ya.
Tetapi dengan komitmen ini ada penyadaran dan jika kami selalu memberikan satu pemahaman bahwa permasalahan-permasalahan yang mungkin seperti dianggap sepele, itu tidak bisa jadi akan menjadi permasalahan besar.
Selalu kita menyoncohkan bahwa Kota Malang ini pernah terjadi tsunami. Hal itu selalu kita ingatkan pada mereka, bahwa segala sesuatunya itu harus sesuai dengan aturan. Jangan sampai menyalahi aturan.
Saya menjadi ASN selama 30 tahun, selalu berlandaskan atas aturan yang ada. Apabila ada hal lain, kita disusikan, kita rapatkan kita punya pimpinan kita laporkan.
Dan tentunya apabila sudah punya komitmen, saya yakin, karena keterbukaan kejujuran itu juga penting, makanya saya setahun setengah ini menguatkan itu. Nah itu sudah saya lakukan selama 10 bulan 17 hari kemarin.
Sumber : SURYAMALANG.COM
Pilwakot Malang, Paslon Wali, Pasangan 1, Mbois, WALI, Pilwali Malang, Wahyu Hidayat, Wahyu Hidayat-Ali Mutohirin, Ali Mutohirin, Malang Kota, Kota Malang, Jawa Timur, Kodya Malang, Pemkot Malang, Pemerintah Kota Malang