Sukoharjo – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Sukoharjo meluruskan kabar tentang kondisi dokter Sunardi yang ditembak mati Densus 88 beberapa waktu lalu.
“Mohon izin untuk membantu meluruskan berita yang tersebar terkait kasus di Sukoharjo. Terkhusus mengenai kondisi alhmarhum Bp.Sunardi, kaki beliau mengalami KKL dan patah tulang pada tungkai kiri bawah pada tahun 2006 saat membantu korban gempa Bantul, dilakukan operasi,” kata Ketua IDI cabang Sukoharjo, Arif Budi Satria diakun twitternya.
Beberapa tahun kemudian mengalami kecelakaan terpeleset di rumah dan patah tulang paha kiri. Namun keluarga lupa persisnya waktu kejadian dan dilakukan operasi juga.
“Almarhum tidak pernah mengalami stroke. Alhmarhum semasa hidup dapat berjalan tanpa tongkat untuk jarak dekat,” katanya.
Hanya saja tidak bisa berlari atau jalan jarka jauh. Selain itu juga terdapat infeksi pada luka operasi tulang tungkai kiri bawah sehingga harus dilakukan medikasi setia hari.
“Info yang mengatakan bahwa istri alhmarhum juga dokter, keluarga menyatakan itu info yang salah, Sekian.”
Arif berharap informasi yang disampaikannya dapat meluruskan informasi yang beredar selama ini.
“Sesuai komitmen IDI, pihaknya fokus pada kemanusiaan dan profesi, maka informasi ini perlu kami sampaikan agar tidak menjadikan distorsi informasi di masyarakat sehubungan banyaknya pertanyaan yang diberikan pada kami,” kata Arif.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Ketua IDI Sukoharjo Arif Budi Satria mengatakan, informasi yang disampaikannya berasal dari dari putra kandung alhamarhum.