SEMARANG – Polda Jawa Tengah menanggapi soal rekaman video korban GRO (17) pelajar SMK N 4 Semarang yang meninggal dunia ditembak Aipda Robig Zaenudin (38).
Video berdurasi 41 detik ini menampilkan adegan Aipda Robig tembak GRO atau Gamma beserta dua temannya, AD (17) dan SA (16).
Penembakan ini dilakukan di depan Alfamart Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Minggu (24/11/2024) pukul 00.19 WIB.
Dalam rekaman video tersebut, keluarga membantah korban melakukan perlawanan.
“Penyidik nanti yang melakukan penilaian apakah (korban) melakukan perlawanan atau tidak,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto saat konferensi pers di Mapolda Jateng, Senin (2/11/2024).
Artanto enggan menanggapi lebih jauh soal video penembakan tersebut. Alasan dia, tidak semua hal disampaikan secara vulgar ke publik.
“Nanti silahkan ikut saja di persidangannya,” jelasnya.
Dia mengklaim kasus ini akan berjalan secara terbuka karena melibatkan lembaga eksternal seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan lainnya.
“Secara internal ada pengawasan dari Mabes Polri,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya,keluarga GRO (17) alias Gamma pelajar tewas ditembak polisi mengaku sudah mengantongi video rekaman kamera CCTV yang memperlihatkan aksi penembakan tersebut.
Video berdurasi 41 detik ini memperlihatkan aksi Aipda Robig Zaenudin (38) menembak korban persis di depan Alfamart Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang.
Rekaman video tersebut menunjukkan waktu penembakan terjadi pada Minggu (24/11/2024) pukul 00.19 WIB. Video ini yang enggan ditunjukkan polisi ke publik dengan dalih takut disalah digunakan.
“Kalau dari Polrestabes bilangnya korban melawan lalu ditembak. Nah ini ada videonya melawan apa ndak?,” tanya perwakilan kerabat korban GRO di depan wartawan di Kota Semarang. Kerabat ini meminta identitasnya disembunyikan dengan alasan keselamatan.
Tribun yang melihat rekaman video tersebut melihat pria berpostur tegap mengendarai motor diduga N-max melintangkan motornya di tengah jalan depan Alfamart Candi Penataran Raya.
Pria itu lantas menarik pelatuknya yang diarahkan ke tiga motor yang melintas di antaranya adalah motor korban .
Selama proses sebelum dan saat penembakan tidak ada gerakan perlawanan dari para korban.
“Polisinya kan naik Nmax itu. kayak nyegat gitu. saya dengar tembaknya ada 4 kali,” beber keluarga korban.
Dia meminta video tersebut jangan disebarluaskan terlebih dahulu. Sebab, pihaknya masih melengkapi runtutan video lainnya. Terutama saat pelaku penembakan mengejar korban.
Dari rekaman video tersebut pelaku juga tampak terjatuh dari atas motornya ketika hendak mengejar rombongan korban.
Tingkah sempoyongan pelaku tersebut disinyalir keluarga korban karena pelaku terpengaruh minuman keras.
Namun Kepolisian membantah bahwa pelaku penembakan terpengaruh narkoba maupun alkohol.
“Iya, Pak Irwan (Kapolrestabes Semarang) menunjukkan bahwa si tersangka Robig itu negatif (minuman keras) tapi informasi yang kami terima pelaku itu positif. Seharusnya informasi ini dibuka secara terang ke publik (tidak hanya klaim sepihak),” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, polisi mengkalim memiliki rekaman video penembakan Aipda Robig Zaenudin (38) anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang terhadap ketiga korban dari SMK N 4 Semarang.
Namun, polisi menolak untuk memperlihatkan rekaman adegan penembakan tersebut.
“(Jangan) Itu sebagai alat kita untuk proses hukum. Bukti kita jangan sampai (keluar) lalu menjadi konsumsi banyak orang,” dalih Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/11/2024).
Adegan ini menjadi bagian krusial terutama soal klaim polisi bahwa Aipda Robig Zaenudin diserang oleh ketiga korban meliputi GRO (korban tewas), AD (luka tembak di dada) dan SA (luka tembak di tangan).
Polisi menuding ketiga korban menyerang terlebih dahulu ke Aipda Robig sehingga dia meletuskan pistolnya sebanyak dua kali. “(Nembaknya) pakai senjata organik. Dimiliki oleh yang bersangkutan,” beber Artanto.
Polisi juga enggan membeberkan posisi penembakan antara Aipda Robig dengan korban. “Itu nanti kita sampaikan diproses penyelidikan,” terang Artanto.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan, video penembakan Aidpa Robig ke tiga korban terekam kamera CCTV. “Ada buktinya,” katanya.
Irwan menjelaskan, anggotanya menembak korban sebanyak tiga orang dengan dua kali tembakan.
Tembakan pertama mengenai almarhum GRO di bagian pinggul kanan. Kemudian tembakan kedua mengenai SA dan AD.
“SA dan AD itu satu peluru. Jadi tembakan menyerempet badan korban pertama dan kedua. Jadi dari samping,” tuturnya Irwan sembari memperagakan posisi tangan SA yang merangkul tubuh DA dari arah belakang.
sumber: TribunJateng.com
Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo