Semarang – Panitia lomba tari yang bikin para peserta kecele di Semarang resmi dilaporkan ke polisi. Penanganannya akan dilakukan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Tengah.
Laporan resmi dilakukan pada Senin (30/12/2024) malam oleh perwakilan peserta yang sebelumnya sudah mengadu ke Polda Jateng. Laporan resmi tercatat dengan nomor LP/B/194/XII/2024/ SPKT/POLDA JAWA TENGAH Terkait dugaan penipuan dan atau penggelapan sesuai Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP.
Terlapor yaitu Mei Sulistyoningsih yang merupakan panitia penyelenggara. Korban, Juju Jumarni dan Endang membenarkan perkara lomba tari yang batal digelar bahkan mencatut Piala Gubernur itu udah dilaporkan resmi.
“Betul sudah dilaporkan Mas Fandi (perwakilan),” kata Juju saat dimintai konfirmasi, Rabu (1/1/2025).
“Betul sudah resmi laporan,” imbuh Endang.
Konfirmasi Polda Jateng
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto mengatakan laporan sudah diterima di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jateng. Penyelidikan akan dilakukan Ditreskrimum.
“Yang bersangkutan buat melapor ke SPKT, kemudian diarahkan pengaduan ke Ditkrimum Polda Jateng untuk dilakukan penyelidikan dulu,” jelas Artanto.
Untuk diketahui, lomba tari yang dimaksud sedianya digelar di Taman Indonesia Kaya, Semarang, pada Jumat (20/12/2024) pukul 08.30 WIB. Para peserta sudah siap tampil tapi ternyata acara dibatalkan.
Awalnya peserta berharap ada tanggung jawab penyelenggara, namun tidak ada kejelasan bahkan diketahui kegiatan itu tidak berizin. Penyelenggara juga disebut mencatut nama Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Mandiri Indonesia (Apmikimmdo).
Duduk Perkara
Untuk diketahui, Mei Sulistyoningsih ramai-ramai diadukan ke polisi oleh orang-orang yang merasa kecewa atas lomba tari yang diselenggarakannya. Tak hanya peserta, pihak yang merasa namanya dicatut juga ikut melapor.
Kasus ini berawal saat lomba tari yang diselenggarakan Semarang Economy Creative yang rencananya di Taman Indonesia Kaya, Semarang pada Jumat (20/12) batal tepat di hari H acara. Mei merupakan ketua panitia acara tersebut.
Total, ada 35 regu atau sekitar 178 peserta yang batal tampil dalam acara tersebut. Para peserta telah datang ke lokasi acara dengan riasan siap tampil.
Sayangnya para peserta sempat tak mendapat kepastian soal berjalannya acara itu. Lomba tari itu mundur tak jelas hingga akhirnya batal.
Para peserta yang kecewa sempat mendatangi Kantor Gubernur Jateng yang lokasinya tak jauh dari tempat acara. Sayangnya, tak ada hasil yang mereka dapat di sana. Mereka hanya mendapat kepastian bahwa Pemprov Jateng tak ada kaitannya dengan lomba itu meski penyelenggara membawa-bawa nama piala gubernur.
Salah satu pemilik sanggar yang mewakili lima regu peserta lomba, Juju Jumarni (30), mengatakan dirinya dan puluhan peserta lomba tari itu sudah tiba di TIK sejak pagi. Mereka telah bersiap, mengenakan atribut tari, merias wajah, dan berlatih di TIK untuk mengikuti lomba.
“Persiapan latihan pun kita membutuhkan biaya yang nggak sedikit. Biayanya kalau tari nggak main-main,” jelas Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Jumat (20/12/2024).
“Kalau misalkan ini batal, kita minta ganti rugi dari pihak panitia. Kalau bisa empat kali lipat, karena kita persiapan latihan dan yang lain itu mahal loh. Latihannya saja sebulan lebih,” lanjutnya.
Panitia Sempat Temui Peserta
Ketua panitia acara itu, Mei Sulistyoningsih sempat hadir di hadapan para peserta yang terlantar di Taman Indonesia Kaya. Dia sempat menawarkan dua opsi kepada para peserta.
“Kita tidak memungkiri ada yang sudah pulang, kecewa, capek, tapi masih ada yang di sini. Jadi kita mau mengakomodir peserta secara adil, karena masih ada jurinya juga,” jelas kepada para peserta pada Jumat (20/12).
Hal itu disambut sorakan kecewa dari peserta yang sudah terlanjur marah. Opsi kedua, dia akan memberi kompensasi bagi peserta yang telah pulang.
“Bagi (peserta) yang sudah tidak ada kami akan membicarakan kompensasi,” jelasnya.
“Kejadian ini betul-betul di luar kuasa kami, kami akan introspeksi ke depan. Kami akan mengadakan event yang lebih baik lagi,” sambungnya.
Di sana, dia menegaskan bahwa acara itu bukan diselenggarakan oleh dirinya secara pribadi meski dia merupakan ketua panitia.
“(Kenapa tidak menjelaskan dari tadi?) Banyak faktor, karena kita perlu waktu berpikir, kami diskusi dulu sama teman-teman. Kebetulan saya ketua, tapi kan organisasi bukan milik pribadi,” ungkapnya.
Sumber : detik.com
Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo