SEMARANG – Kapolda Jateng, Ahmad Luthfi menyatakan bahwa Jawa Tengah tetap menjadi barometer mudik karena merupakan central of Java. Oleh karena itu pihaknya telah melakukan survei kesiapan jalur mudik Lebaran 2024.

Adapun jalur tersebut terbagi menjadi jalur tol dan jalur arteri. Pihaknya telah meyiapkan jalur bagi pemudik yang akan datang maupun melintasi Jawa Tengah.

“Jateng tetap menjadi barometer mudik karena merupakan central of Java. Kita siapkan jalur mudik itu sendiri, jalur tol, Pantura, jalur tengah, Pansela, dan JJLS (jalur jalan lintas selatan,” ujar Luthfi saat menyampaikan materi dalam Rapat Forkopimda di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Senin (1/4/24).

Dalam pemaparan materinya, Luthfi menunjukkan kekurangan jalur tol di Jawa Tengah yang perlu penanganan. Salah satunya adalah pekerjaan tol fungsional Jogja-Solo yang masih berlangsung.

Tak hanya itu, kapasitas parkir rest area di tol Jogja-Solo juga masih kurang menurutnya. Lebih lanjut, jalur arteri exit tol Ngawen juga masih terlalu sempit.

“Pada ruas tol fungsional Jogja-Solo minimnya penerangan untuk malam hari dan hanya bisa dilintasi kendaraan golongan I. Kemudian, crossing di exit tol Karanganom,” bebernya.

Selain catatan untuk jalur tol, Polda Jateng turut menggaris bawahi jalur arteri. Yakni Jalur Panturan dan Jalur Pansela. “Jalur Pantura banyak u-turn, kurangnya penerangan jalan, rambu lalu lintas minim, dan jalan bergelombang serta berlubang,” ujarnya.

Sementara itu untuk jalur Pansela, kekurangan yang harus diwaspadai pemudik ialah terdapat 9 (sembilan) konstruksi jalan/jembatan di Jawa Tengah. Sama halnya dengan jalur Pantura, Jawa Tengah bagian selatan pun, tutur Luthfi, masih kurang rambu, marka, hingga penerangan jalan.

Dalam kesempatan itu, Polda Jateng juga menunjukkan peta jalur mudik Jawa Tengah menjadi 5 (lima) bagian. Adapun jalur itu ialah jalur tol (347 kilometer), jalur Pantura (367 kilometer), jalur tengah (555,6 kilometer), jalur selatan (250,5 kilometer), dan JLSS (211,9 kilometer).

Lebih lanjut, Luthfi juga membeberkan jika terjadi lonjakan di tol Jawa Tengah. Menurutnya, kendaraan akan dialihkan ke tol lokal jika memang diperlukan. Hal itu akan berdampak pada daerah aglomerasi seperti Semarang Raya dan Pekalongan Raya.

“Pemberlakuan tol secara nasional dari kilometer 0 sampai Kalikangkung. Begitu durasinya naik, Dirlantas untuk pengendaliannya dilakukan tol lokal. Kalau sudah tidak muat one way nasional akan diberlalukan tol lokal sampai Bawen bahkan Solo,” tandasnya.

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Suryadi, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kompol Joko Lelono, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono