Malang – Bripka Seladi, anggota Polres Malang Kota, membuktikan bahwa integritas seorang polisi tidak hanya soal tugas, tetapi juga tentang menjalani kehidupan yang jujur dan bermartabat. Selama 16 tahun bertugas di bagian pelayanan SIM, ia konsisten menolak suap, bahkan dalam bentuk kecil seperti pemberian kopi dari pemohon SIM.

Di luar tugas kepolisian, pria berusia 57 tahun ini menjalani pekerjaan sampingan sebagai pemulung. Bagi Seladi, bekerja mengelola sampah tidak hanya menambah penghasilan, tetapi juga menjadi cara untuk berkontribusi pada kebersihan lingkungan.

“Saya tidak pernah merasa rendah diri meskipun setiap hari berurusan dengan sampah. Ini pekerjaan halal, dan saya ikhlas melakukannya,” ujar Seladi yang memiliki gudang sampah di Jalan Dr. Wahidin, Kecamatan Klojen, Kota Malang, tak jauh dari tempat ia bertugas.

Kehidupan Sederhana dan Prinsip Tanpa Suap

Seladi memulai aktivitas memulungnya delapan tahun lalu. Awalnya, ia mengumpulkan sampah dengan sepeda ontel, memilahnya, dan menjualnya untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Kini, ia mengelola gudang sampah yang melibatkan anaknya, Rizal Dimas, dan beberapa rekannya. Pendapatan dari hasil memilah sampah ini sekitar Rp25.000 hingga Rp50.000 per hari.

Namun, kesederhanaan Seladi tak membuatnya tergoda untuk memanfaatkan posisinya. Ia tegas menolak gratifikasi dalam bentuk apa pun, termasuk uang atau hadiah dari pemohon SIM. Prinsip ini juga diajarkan kepada keluarganya.

“Kalau ada yang mencoba memberi sesuatu, saya suruh anak saya untuk mengembalikan. Saya tidak mau uang itu, karena hidup saya harus bersih,” tegas Seladi.

Inspirasi untuk Generasi Muda

Bagi anaknya, Rizal Dimas, pekerjaan memilah sampah bersama sang ayah adalah pengalaman berharga. Meski sering menghadapi cibiran, Rizal tetap bangga dengan prinsip hidup ayahnya.

“Saya bangga dengan ayah yang mengajarkan kerja keras dan kejujuran. Pekerjaan memilah sampah ini halal, dan saya tidak malu melakukannya,” ujar Rizal, yang bercita-cita mengikuti jejak ayahnya menjadi polisi.

Rizal kini tengah mencoba peruntungan untuk kali ketiga dalam seleksi kepolisian. Ia menegaskan, meski memiliki ayah yang polisi, tak ada jalan pintas atau bantuan dari Seladi untuk membantunya lolos.

Teladan Bagi Masyarakat

Seladi tak hanya teladan di rumah, tetapi juga di tengah masyarakat. Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai polisi, ia menghabiskan waktu di gudang sampah. Namun, jika ada tugas tambahan seperti pengamanan acara, ia tak segan menunda aktivitasnya untuk fokus pada kewajibannya sebagai polisi.

“Yang penting halal, ikhlas, dan terus ikhtiar dalam melakoninya. Tidak usah peduli omongan orang,” kata Seladi tegas.

Di tengah berbagai kritik terhadap institusi kepolisian, sosok seperti Bripka Seladi hadir sebagai bukti bahwa kejujuran dan kerja keras masih menjadi nilai yang layak dijunjung tinggi. “Saya bisa jadi seperti kamu, tapi apakah kamu bisa seperti saya?” tutupnya dengan penuh keyakinan.

 

Polresta Malang Kota, Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono, Resta Malang Kota, Kepolisian Resor Malang Kota, Kepolisian Resor Makota, Polisi Makota, Kota Malang, Pemerintah Kota Malang, Kapolresta Makota, Nanang Haryono, Kombes Nanang Haryono, Makota