Demak – Pemkab Demak menyiapkan Posko darurat mengingat Kabupaten Demak menjadi tempat buangan air dari atas dan memiliki beberapa sungai besar sehingga perlu diwaspadai.
Selain posko, juga telah disiapkan peralatan penunjang seperti senso, perahu karet dan dapur umum. Tidak hanya itu saja pemkab Demak juga menyiapkan lima posko siaga darurat bencana di 5 wilayah Kecamatan yakni Mranggen, Karangawen, Sayung, Demak Kota dan Mijen.
Bupati Eisti’anah juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Demak siapkan anggaran Rp5 miliar untuk penanganan bencana daerah pada 2022-2023.
“Kemarin kita telah siapkan Rp5 miluar untuk penanganan bencana daerah. Namun, dana tersebut juga kita gunakan untuk bantuan bantuan, karena adanya instruksi dari pusat terkait penanganan inflasi dan dampak kenaikan BBM,” kata Eisti Senin (7/11/2022).
Eisti menyampaikan dalam penanganan bencana daerah, Pemkab Demak telah menyiapkan 450 petugas dari Polres Demak, Kodim Demak, BPBD, PMI, Satpol PP, Dishub, dan beberapa komunitas relawan.
“Tentunya kita berharap di Kabupaten Demak tidak terjadi bencana. Namun, kalau terjadi, kita semua sudah siap dalam penanganan. Karena berdasar prediksi BMKG, musim penghujan akan mencapai puncaknya pada Bulan Januari 2023. Untuk itu saya perintahkan ke seluruh kecamatan dan desa untuk melakukan pengecekan tanggul-tanggul sungai dengan tujuan mengantisipasi terjadinya bencana banjir dan tanah longsor,” tegas Eisti.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak Muhammad Agus Nugroho Luhur Pambudi menyampaikan, bahwa posko 5 Kecamatan tersebut didirikan sebagai pengawasan karena termasuk pada wilayah yang rawan banjir.
“Karena 5 wilayah ini perlu dalam pengawasan. Misalnya di Kecamatan Mranggen untuk pemantauan air, karena air dari Salatiga ke Demak masuk melalui wilayah Mranggen. Untuk Kecamatan Sayung ini menjadi wilayah rawan banjir dan rob. Untuk Kecamatan Karangawen digunakan untuk mengawasi Sungai Tuntang,” kata Agus.
Untuk posko di wilayah Demak Kota digunakan untuk memantau beberapa Kecamatan dan di Kecamatan Mijen digunakan untuk memantau Kali Wulan.
Dirinya juga mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Karena akan berakibat fatal sehingga tanggul bisa jebol akibat banyaknya timbunan sampah.