SUKOHARJO–Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Sukoharjo dan Pertamina memastikan stok elpiji bersubsidi atau ukuran 3kg di pangkalan aman. Pelaku usaha skala besar dan masyarakat menengah ke atas diimbau untuk membeli elpiji nonsubsidi.

Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Sukoharjo, Pertamina dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) melakukan pengecekan ketersediaan elpiji 3kg di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE), agen, pangkalan, dan pengecer di Sukoharjo, Rabu (28/8/2024).

“Stok elpiji 3kg aman dan mencukupi di tingkat pangkalan. Masyarakat bisa membeli elpiji 3kg langsung ke pangkalan terdekat dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Pengembangan Perdagangan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Sukoharjo, Arif Ardiantoro, Rabu.

Menurut Arif, permasalahan elpiji 3kg di masyarakat muncul dengan beragam penyebab. Permintaan elpiji 3kg melonjak tajam lantaran banyak masyarakat yang memasak untuk kebutuhan konsumsi kegiatan perlombaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Indonesia dan pentas seni.

Selain itu, ada kebijakan penjualan elpiji 3kg di tingkat pengecer dikurangi menjadi 10 persen. “Porsi penjualan elpiji 3kg sebesar 90 persen di tingkat pangkalan. Kebijakan ini agar masyarakat membeli langsung elpiji 3kg di pangkalan menggunakan kartu tanda penduduk [KTP],” ujar dia.

Saat ini, Pemkab Sukoharjo menunggu realisasi penambahan fakultatif elpiji 3kg sebanyak 11.320 tabung dari Pertamina. Penambahan fakultatif elpiji 3kg dilakukan guna mengantisipasi tingginya permintaan masyarakat karena banyaknya hajatan pernikahan.

“Masyarakat tidak perlu panic buying karena ketersediaan elpiji 3kg masih mencukupi.”

Perwakilan Hiswana Migas Sukoharjo Dimas mengimbau agar rumah tangga tidak miskin atau usaha nonmikro tidak menggunakan elpiji nonsubsidi. Elpiji 3kg hanya diperuntukkan bagi rumah tangga kurang mampu dan pelaku usaha mikro. Masih banyak pelaku usaha skala besar yang menggunakan elpiji 3kg.

Hiswana Migas meminta masyarakat tak perlu khawatir tidak kebagian elpiji bersubsidi. Mereka bisa membeli elpiji 3kg di pangkatan terdekat. “Satu desa/kelurahan pasti ada pangkalan elpiji 3kg. Jadi penjualan elpiji 3kg sekarang langsung ke konsumen di pangkalan-pangkalan yang tersebar di setiap desa/kelurahan,” ujar dia.

Sementara itu, Area Manager Communication Relations & Corporate Social Responsibility PT Pertamina Patra Niaga Reginal Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho, mengatakan hasil pengecekan ketersediaan elpiji 3kg akan dievaluasi. Brasto menyebut ada delapan kategori usaha yang dilarang menggunakan elpiji bersubsidi.

Kedelapan kategori usaha yang dilarang memakai elpiji bersubsidi itu antara lain restoran, hotel, usaha peternakan, usaha pertanian (di luar ketentuan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2019 dan yang belum dikonversi), usaha tani tembakau, usaha jasa las, dan usaha binatu atau laundri, serta usaha batik.

“Penambahan persentase distribusi untuk konsumen di tingkat pangkalan bertujuan agar pangkalan lebih melayani konsumen sesuai HET yang ditetapkan pemerintah. HET elpiji 3kg di Jawa Tengah adalah Rp15.500 per tabung di tingkat pangkalan,” ujar dia.

sumber: solopos

 

Polres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo Sigit, AKBP Sigit, Kabupaten Sukoharjo, Pemkab Sukoharjo, Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, Kepolisian Resor Sukoharjo, Polisi Sukoharjo, Artanto, Ribut Hari Wibowo