KENDAL – Sosok Dionda Defangga Putra pemuda kelahiran Sukorejo Kendal yang dikeroyok brutal oleh 3 kelompok pemuda Temanggung, rupanya hanyalah korban target pengalihan. Adapun korban sebenarnya yang diincar kelompok tersebut ialah ayah Dionda bernama Edi, warga Sukorejo Kendal.
“Yang diincar itu sebenarnya saya, tapi malah mereka nyerangnya anak saya,” kata Edi sembari menjenguk Dionda di ruang perawatan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo Temanggung, Sabtu (10/8/2024). Edi menceritakan, kejadian yang membuat anaknya terkapar itu berawal dari kesalahpahaman.
Beberapa waktu lalu, Edi yang berprofesi sebagai sopir bus, tengah melintas di jalan raya Temanggung. Saat itu, Edi sedang tidak membawa armada bus, melainkan mengendarai mobil pribadinya. Di sana, ia melihat ada sopir bus yang cekcok dengan penjaga jalan sekitar. Kebetulan, kondisi di jalan tersebut sedang dilakukan pengecoran. Edi yang saling kenal dengan sopir bus tersebut, berusaha melerai cekcok di antara keduanya.
“Kan ada perbaikan jalan. Teman saya yang sopir bus itu ngasih uang ke penjaga jalan, tapi uang itu mengenai mulut penjaga jalan ketika dilempar,”
“Lah si penjaga jalan ini tidak terima uang yang dilempar mengenai mulutnya.” terangnya. Dirasa masalah selesai, mereka akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Namun setibanya di rumah, terdapat panggilan ke nomor telepon Edi yang tak diketahui namanya. Dengan sedikit was-was, Edi mengangkat sambungan telepon tersebut. Edi kaget lantaran orang yang menghubunginya tiba-tiba marah tidak jelas. Bahkan, penelepon yang mengaku bernama Nahendra juga mengancam Edi. Pelaku dalam sambungan telepon akan menghajar dan membunuh anak Edi.
“Ngakunya Nahendra, dia telepon saya marah-marah. Anak saya tak tanyain kenal yang namanya Nahendra nggak, dijawab enggak kenal,” ungkap Edi. Edi melanjutkan, penelepon kemudian menjelaskan duduk perkara yang membuatnya tiba-tiba marah. Usut punya usut, hal ini ada kaitannya dengan kejadian cekcok sopir bus dengan penjaga jalan yang sedang dilakukan pengecoran, di jalan raya Temanggung.
“Saya sebenarnya waktu ditelepon itu kan mau mendamaikan. Tapi malah si Nahendra itu marah-marah, nantang-nantang sampai ngancam anak saya jika saya tidak mau menemui,” sambungnya. Sontak, Edi pun khawatir dengan keselamatan anaknya yang bernama Dionda Defangga Putra. Apalagi, anaknya tidak hidup serumah dengan Edi di Sukorejo Kendal. Dionda tinggal di Dusun Gabungan Desa Tegalsari Kecamatan Kedu, Temanggung.
“Anak saya kebetulan tinggalnya di Temanggung, saya di Sukorejo Kendal,” bebernya. Dikeroyok 3 Kelompok Pemuda
Diberitakan sebelumnya, seorang pemuda kelahiran Sukorejo Kabupaten Kendal bernama Dionda Defangga Putra, mengalami perilaku tak menyenangkan oleh sekelompok pemuda Temanggung. Ia menjadi korban amukan 3 kelompok pemuda brutal, dan dihajar hingga terkapar. Kejadian itu berlangsung pada Selasa (6/8/2024) malam sekira pukul 21:00 WIB.
Ia yang saat itu tengah bermain ke rumah temannya di Dusun Gunung Kekep, Desa Nglondong Kecamatan Parakan, Temanggung secara tiba-tiba didatangi 3 pemuda tak dikenal. Tanpa basa basi, ketiga pemuda tersebut langsung bergantian mengeroyok Dionda. Teman Dionda yang tak tahu apa-apa, berusaha melerai aksi pengeroyokan tersebut. Namun, ia yang kalah jumlah tak bisa berbuat banyak meskipun ketiga pemuda tersebut akhirnya bisa dihentikan.
“Saya tidak tahu masalahnya apa, tiba-tiba dipukul. Saya juga tidak kenal siapa mereka,” kata Dionda ditemui di ruang perawatan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo Temanggung, Sabtu (10/8/2024). Seolah tak puas dengan aksinya, tiba-tiba saja datang lagi gerombolan 7 pemuda lain yang langsung menghajar Dionda. Dionda yang ketakutan pun berusaha melarikan diri dari kejaran 7 pemuda tersebut. Lantaran sudah terluka akibat serangan kelompok pertama, Dionda tak bisa menghindar. Secara brutal, 7 pemuda langsung menyerang dengan botol kaca begitu Dionda lari tergontai-gontai. Alhasil, Dionda mengalami luka robek kepala setelah dihajar menggunakan botol kaca tersebut.
“Saya lari dipukul pakai botol kaca,” terangnya. Penyerangan itu, rupanya belum berakhir. Sekitar 10 pemuda lain yang tak dikenal kembali menyerang Dionda yang sudah terkapar dan berdarah. Dionda yang sudah pasrah, akhirnya tak sadarkan diri dengan satu luka tusukan di bagian punggung.
“Saya sudah enggak sadar, tahu-tahu sudah di rumah sakit,” terangnya. Saat ini, Dionda masih terkulai lemas di ruang perawatan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo Temanggung. Luka tusuk, lebam dan robek yang diterima juga sudah dilakukan perawatan. Hanya saja, kondisi fisik Dionda masih belum stabil.
Sumber : jateng.tribunnews.com
Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo