Solo – Seorang driver ojek online alias ojol ditemukan tewas di pinggir jalan di wilayah Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Warga sempat menduga korban tewas kecelakaan.
Namun polisi memiliki kesimpulan lain. Mereka menduga kuat korban tewas dibunuh. Luka tusuk menguatkan dugaan tersebut.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (24/5/2024) dini hari. Kasus pembunuhan driver ojol itu menjadi salah satu berita yang bisa diakses oleh pembaca detikJateng selama sepekan terakhir.

Berawal dari Long Trip
Driver ojol bernama Sansan Andriawan itu ternyata bukan warga Magelang. Korban selama ini biasa beroperasi di Jakarta.

Saat itu, korban mendapat order dari penumpang bernama Supriyono untuk mengantarkannya ke Klaten.

“Berangkat dari berangkat dari Jatinegara, Jakarta, Selasa (23/4), sekitar pukul 14.30 WIB,” kata Supriyono saat dihadirkan dalam konferensi pers di Polresta Magelang, Kamis (25/4/2024).

Supriyono yang pekerja serabutan ini mengaku saat berangkat membawa bekal uang Rp 700 ribu. Uang tersebut dalam perjalanan untuk membeli rokok, minuman, dan bahan bakar minyak (BBM).

Bermotif Perampokan
Ternyata, permintaan Supriyono untuk diantar ke Klaten hanya kedok belaka. Sejak awal dia sudah berniat untuk merampok korban dan mengambil sepeda motornya.

Kapolresta Magelang Kombes Mustofa mengatakan pelaku sejak awal memiliki motif ingin merampas harta benda milik korban. Dia meminta korban mengantarkannya ke Klaten dan menjanjikan imbalan Rp 1 juta.

“Memang hanya modusnya saja untuk merampas barang atau menipu. Kan kesepakatan awal Jakarta-Klaten Rp 1 juta, namun faktanya kan tidak sampai (Klaten),” ujar Mustofa, Kamis (25/4/2024).

Sebelum berangkat menuju Klaten, pelaku juga telah mempersiapkan diri dengan membeli gunting di pasar daerah Jatinegara.

“Ke Klaten itu hanya kedok. Niatnya sepanjang jalan hanya dua hal, kalau nggak bisa tipu, ya merampas,” kata dia.

Setiba di Klaten, Supriyono membunuh driver ojol itu. Dia lantas merampas motornya dan melarikan diri ke Kaliwungu, Kendal. Namun, polisi berhasil mengejar dan menangkapnya.

Order Offline
Maxim Indonesia selaku aplikator penyedia layanan transportasi daring memberikan penjelasan terkait kasus yang menimpa mitranya itu.

Public Relation Specialist Maxim Indonesia, Yuan Ifdal Khoir menjelaskan bahwa korban atas nama Sansan Andriawan memang terdaftar sebagai mitranya.

“Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan rasa duka cita dan belasungkawa mendalam kami atas meninggalnya saudara Sansan Andriawan akibat insiden tersebut,” kata Yuan dalam keterangan tertulisnya yang diterima detikJateng, Kamis (2/5/2024).

Dia menegaskan bahwa pihak perusahaan mendukung upaya penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian. Pihaknya juga siap memberikan semua informasi yang bisa mendukung penyelidikan.

“Kami berharap proses hukum dapat berjalan dengan baik dan korban segera mendapat keadilan atas kejadian tersebut,” kata dia.

Hanya saja, pihak Maxim Indonesia menyebut order tersebut tidak terdeteksi di dalam sistem riwayat perjalanan orderan Maxim.

“Oleh karena itu kami sampaikan bahwa orderan layanan ojek pada insiden tersebut merupakan orderan yang dilakukan di luar aplikasi Maxim atau orderan offline,” katanya.

Lebih lanjut pihaknya mengimbau agar mitranya hanya menjalankan orderan online sesuai prosedur pemesanan di perusahaannya. Hal itu perlu dilakukan karena di dalam aplikasi terdapat beberapa fitur penunjang keamanan.

sumber: detikjateng

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Suryadi, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kompol Joko Lelono, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono