GROBOGAN – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Grobogan memproyeksi paling lambat tahun depan sampah di Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Ngembak akan mencapai puncaknya.
Terlebih jika di lokasi tersebut tak ada daur ulang sampah.
Kepala DLH Grobogan Mokamat melalui Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Lilik Uniarto mengatakan, jika TPA dibiarkan masih tak ada proses pengurangan sampah maka dikhawatirkan tahun depan memasuki darurat.
“Posisinya kalau TPA nantinya masih seperti ini, tak ada upaya memproses sampah. Tetap berjalan seperti ini, volume masuk di TPA di atas 65 ton sampai 82 ton per hari. Tidak sampai semester 1 2026, DLH akan menutup TPA untuk tidak menerima sampah,” tegasnya.
Maka akan ada penghentian layanan. Di mana, sampah tidak diperkenankan masuk TPA tapi diupayakan sebisa mungkin selesai di sumbernya masing-masing.
“Itu yang tidak diinginkan Pemkab Grobogan. Adanya darurat sampah,” jelasnya.
Maka sejak 2024, DLH mengupayakan melakukan perencanaan insentifi kasi pelayanan atau penanganan sampah se-Kabupaten Grobogan.
Upaya yang dilakukan, tahun ini ada pendirian Pusat Daur Ulang (PDU) di TPA.
Keberadaan PDU ini untuk menangani sampah yang masuk ke TPA.
Sekaligus mendukung upaya landfill mining (penambangan) sampah pada zona tidak aktif di TPA.
Landfill mining ini merupakan upaya pengerukan material timbunan sampah.
Diharapkan nanti muncul volume kapasitas yang naik. Jadi kapasitas penerima daya tampung TPA akan naik.
Polres Grobogan, Kapolres Grobogan, AKBP Ike Yulianto Wicaksono, Pemkab Grobogan, Kabupaten Grobogan, AKP Mohamad Bimo Seno, Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo
