SUKOHARJO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mengimbau agar masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana alam khususnya banjir. Pasalnya, saat ini merupakan fase puncak musim hujan.
“Periode Desember 2024 dan Januari-Februari 2025 merupakan fase puncak musim hujan sehingga harus diwaspadai akan kemungkinan terjadinya bencana alam khususnya banjir. Apalagi warga yang tinggal di bantaran sungai,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmojo, Sabtu (7/12/2024).
Menurutnya, kewaspadaan terhadap bencana alam semakin diintensifkan mengingat kondisi cuaca sekarang cukup ekstrem dimana ada peningkatan curah hujan dan angin kencang setiap hari. Hujan deras dengan durasi waktu lama berdampak pada peningkatan signifikan debit air sungai. Sedangkan angin kencang bersifat merusak seperti merobohkan pohon dan lainnya.
Cuaca ekstrem tersebut membuat BPBD Sukoharjo gencar memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait kerawanan bencana alam. Sebab banjir, angin kencang, bahkan tanah longsor bisa terjadi kapan saja.
BPBD Sukoharjo membagi dua fase kerawanan bencana alam. Pertama yakni fase menjelang akhir tahun dimana bencana alam diwaspadai bersamaan dengan momen perayaan Natal dan tahun baru. Pada periode Desember 2024 diperkirakan ada peningkatan curah hujan disertai angin kencang.
Selama satu bulan tersebut dan menjelang akhir tahun 2024 masyarakat diminta tetap waspada. Khususnya warga yang tinggal di wilayah rawan banjir seperti di bantaran Sungai Bengawan Solo dan sungai lainnya. Termasuk warga yang tinggal di wilayah rawan angin kencang berdampak pada pohon tumbang.
Fase kedua yakni pada periode Januari dan Februari 2025 dimana merupakan waktu terjadinya puncak musim hujan. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan curah hujan. Selain itu, BPBD Sukoharjo juga sudah menerima informasi awal dari BMKG terkait kondisi cuaca termasuk waktu puncak musim hujan.
“Pada akhir tahun 2024 dan memasuki awal tahun 2025 masyarakat agar mewaspadai cuaca ekstrem berdampak pada kerawanan bencana alam,” ujar Ariyanto.
Sebagai bentuk kewaspadaan tersebut maka BPBD Sukoharjo gencarkan pemantauan wilayah. Termasuk mengaktifkan tanggap bencana alam sampai ditingkat desa dan kelurahan. Pemkab Sukoharjo sendiri sudah memiliki kecamatan dan desa tanggap bencana tersebar disejumlah wilayah. Keberadaanya kembali diaktifkan dengan melibatkan unsur terkait.
sumber: sukoharjonews
Polres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo Sigit, AKBP Sigit, Kabupaten Sukoharjo, Pemkab Sukoharjo, Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, Kepolisian Resor Sukoharjo, Polisi Sukoharjo, Artanto, Ribut Hari Wibowo