Sunday, January 12, 2025
Berita

Kasus Kematian Pemilik Toko Perabot Kendal, Kejanggalan di TKP Terungkap

KENDAL – Pemilik toko perabot di Desa Kebumen, Kecamatan Sukorejo, Kendal, Ahmad Mujihad (41), ditemukan tewas di dalam tokonya. Polisi sempat menyebut ada kejanggalan di TKP tewasnya korban. Kejanggalan itu kini terjawab.

Diketahui, korban merupakan warga Dusun Mranggen, Desa Trimulyo, Kecamatan Sukorejo. Jenazah korban ditemukan pada Selasa (7/1) petang sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu, Kapolsek Kapolsek Sukorejo, AKP Agus Wibowo menduga korban meninggal karena gantung diri. Namun, dia menilai ada kejanggalan di TKP tewasnya korban.

“Kalau dugaan awalnya korban ini gantung diri sesuai kondisi fisik korban. Namun kami merasa ada kejanggalan sebab kami tidak menemukan tali yang digunakan korban untuk gantung diri. Kami juga tidak tahu siapa yang menurunkan korban dari gantungan tali sampai ke lantai,” jelasnya, Selasa (7/1) malam.

Agus menerangkan dengan adanya kejanggalan pada kematian korban, Polsek Sukorejo berkoordinasi dengan Kasat Reskrim Polres Kendal untuk dilakukan autopsi pada korban di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang.

“Karena ada kejanggalan tersebut, kami berkoordinasi dengan Kasat Reskrim Polres Kendal untuk dilakukan otopsi pada korban. Jasad korban malam ini dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Semarang,” terangnya.

Jawaban soal Kejanggalan di TKP
Kini, polisi memastikan bahwa korban meninggal akibat gantung diri. Hal itu berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan termasuk dari keterangan sejumlah saksi.

“Dari hasil pemeriksaan dan penyelidikan yang kami lakukan petugas, korban itu murni meninggal dengan cara gantung diri di dalam toko. Jadi memang murni bunuh diri,” kata Kapolsek Sukorejo, AKP Agus Wibowo, saat dihubungi detikjateng, Jumat (10/1/2025).

Terkait posisi korban saat ditemukan sudah tergeletak di bawah dengan beralaskan kardus, Kapolsek menjelaskan bahwa sudah ada yang menurunkan korban yakni kedua orang tua korban.

“Jadi saat kami ke TKP memang posisi korban sudah di bawah lantai dengan alas kardus. Awalnya memang saat itu tidak ada yang mengaku baik orang tua korban maupun keluarganya,” jelasnya.

Pengakuan orang tua korban didapat petugas setelah petugas melakukan pemeriksaan mendalam kepada orang tua korban setelah dilakukan autopsi. Ayah korban, Kaspan, mengakui menurunkan korban bersama istrinya, Asliyah, setelah mendapati anaknya bunuh diri di dalam toko.

“Setelah kami periksa dan mintai keterangan lagi lebih dalam setelah korban diautopsi, ayah korban mengakui kalau dia (ayah korban) dan istrinya yang menurunkan korban. Jadi setelah tahu anaknya gantung diri, kedua orang tuannya menurunkan korban,” terangnya.

Alasan Ortu Tak Ngaku Pindahkan Korban
Awal kedua orang tua korban tidak mau mengaku dengan alasan malu kepada masyarakat kalau korban meninggal dengan cara gantung diri.

“Alasannya tidak mau mengaku ya karena malu sama masyarakat kalau tahu anaknya meninggal dengan cara gantung diri. Keterangan ayahnya seperti itu,” tambahnya.

Setelah menurunkan korban, kedua orang tua korban pulang dan bercerita kepada keluarganya bahwa korban belum pulang dari toko. Ayah korban bersama keluarganya kembali ke toko dan menemukan korban sudah meninggal tergeletak di lantai. Kemudian salah satu keluarga korban, Fauzan melaporkan penemuan mayat tersebut ke Polsek Sukorejo.

“Setelah menurunkan korban kedua orang tua korban pulang ke rumah dan cerita dengan keluargamya kalau korban belum pulang dari toko. Lalu ayah korban dan keluarganya kembali ke toko untuk mencari korban,” ungkapnya.

“Sampai di toko ayah korban dan keluarganya mendapati korban sudah meninggal dunia dengan posisi tergeletak di lantai. Salah satu keluarganya, Fauzan lalu lapor ke Polsek Sukorejo bahwa ada temuan mayat meninggal bunuh diri,” sambungnya.

Mendapat keterangan dari ayah korban, polisi kembali melakukan olah TKP. Dalam olah TKP itu polisi menemukan tali yang diduga digunakan korban untuk gantung diri di dalam toko.

Sesuai dengan olah TKP dan keterangan ayah korban, Kaspan, bahwa begitu mengetahui anaknya gantung diri, ayah korban mencari kardus dan menaruhnya di lantai.

Kemudian ibu korban, Asliyah, memotong tali yang masih menjerat leher korban sementara bapaknya menopang tubuh korban. Tubuh korban lalu diletakkan di lantai yang sudah beralaskan kardus.

“Kami lakukan olah TKP sesuai keterangan dari Pak Kaspan. Setelah Pak Kaspan dan istrinya, Asliyah, tahu anaknya gantung diri, lalu Pak Kaspan cari kardus dan ditaruh di lantai. Bu Asliyah bagian memotong tali yang menjerat leher anaknya dan Pak Kaspan ini yang menopang dan menaruh tubuh anaknya ke lantai,” paparnya.

Meski begitu polisi masih menyelidiki motif aksi bunuh diri yang dilakukan korban. Diduga, korban nekad mengakhiri hidupnya karena terlibat hutang.

“Kalau motifnya bunuh diri masih kami selidiki namun dugaan kami terlibat hutang piutang,” pungkasnya.

Sumber : detik.com

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo

Related Posts

1 of 170